AMBIENT SEISMIC NOISE

Metode seismologi untuk memahami fenomena dan dinamika bumi saat ini terus berkembang. Perkembangan metode seimologi bersamaan dengan perkembangan teknologi instrumentasi untuk mengamati dinamika bumi. Perkembangan teknologi komputasi juga berdampak positif dalam proses perkembangan studi geofisika, karena interpretasi data geofisika membutuhkan proses pengolahan data dalam jumlah yang banyak. Pengamatan gempa bumi telah dilakukan semenjak lebih dari satu abad lalu, diawali dengan pemasangan seismograf  pada tahun 1897 di San Jose, California. Dalam studi seismologi, setiap gempa bumi memberikan informasi yang baik untuk memahami karakteristik bumi. Setiap sinyal yang dihasilkan dari gempa bumi dan dinamika lain yang terekam pada seimograf menjadi hal penting untuk mencitrakan struktur bawah permukaan bumi. Waku tempuh penjalaran gelombang akan berbeda untuk setiap media yang berbeda sehingga memberikan jenis struktur lapisan dalam bumi berdasarkan kecepatan gelombangnya. Inversi dari gelombang P dan S dari gelombang tubuh (body wave) dapat menciptakan tomografi sampai ke lapisan mantel luar bumi.

Gambar 1. Seismic Wave Reflection


Didalam studi seismologi terdapat dua tipe sinyal yang terbentuk dari medan gelombang yang acak. Pertama adalah gelombang coda seismik, yang merupakan hasil penyebaran gelombang yang berlipat ganda akibat dari ketidakhomogenan dalam skala kecil. Sedangkan yang kedua adalah ambient seismic noise yang bersumber dari gelombang laut. Berbeda sekali dengan gelombang coda, ambient seismic noise memiliki keuntungan pengambilan data karena tidak tergantung dengan kejadian gempa bumi sehingga seismometer dapat merekan kapan saja dan dimana saja.

Zulfakriza dan Andri Dian Nugraha  dalam Georesonansi.